Gunung Merapi yang berada dalam satu garis lurus dengan Keraton Jogja
dan Samudera Hindia memegang posisi penting dalam masyarakat Jawa. Hal
ini dipercaya sebagai suatu trinitas kosmologi yang mempunyai hubungan
erat satu sama lain. Merapi sebagai api, Laut Selatan perlambang air,
sementara Keraton adalah penyeimbangnya.
Puncak Merapi ini juga merupakan spot favorit para pendaki untuk menikmati sunrise.
Hanya saja, tempat yang sempit dan curam menyulitkan para pemburu
gambar untuk bisa berpindah-pindah mencari sudut terbaik, apalagi untuk
meletakkan tripod. Sebelum siang datang, kami segera turun. Perjalanan pulang ke base camp
memakan waktu sekitar 4 jam. Disinari cahaya matahari, terlihat lahan
penduduk di lereng gunung. Kawasan ini adalah daerah subur berkat abu
vulkanik yang rutin dikeluarkan kawah Merapi. Sesungguhnya Merapi tak
pernah marah; dia hanya menyeimbangkan diri, membagi apa yang
dimilikinya untuk alam di sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar